Selasa, 05 Juli 2011

Destiny, la deuxième partie

Dengungan mesin mobil menderu halus, tak lama kemudian suara itu berhenti.

“ah…akhirnya sampai juga” Lora bergumam, menghembuskan nafas.  Ia melirik jam guess terbaru yang betenger manis di lengan kirinya. Sudah pukul  7.45, tinggal 15 menit lagi waktu yang tersisa sebelum pintu utama di tutup.

“gue duluan, kalo ada apa-apa lo tinggal telpon gue.” Ucap Russ dingin dan melangkah keluar dari mobil meninggalkan Lora sendirian di dalam mobil.


Lora yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam terpaku melihat Russ keluar begitu saja tanpa melakukan sesuatu untuknya. Biasanya bodyguard Lora yang terdahulu selalu membukakan pintu untukya, tapi tidak dengan Russ, ia malah keluar begitu saja dengan terburu-buru dan mengacuhkan Lora.

“sudahlah, aku bisa membukanya sendiri” gumam Lora kesal dan keluar dari mobil.

“hei !” teriak seseorang, menepuk pundak Lora dari belakang, kaget.

“Britanny Christie ! kau membuatku kaget tahu !” Lora hamper memekik.

Dia adalah Brittanny Christie gadis berusia 16 tahun dan berdarah campuran Inggris-Indonesia. Ayahnya adalah seorang direktur dari sebuah perusahaan asing yang cukup ternama di Indonesia, oleh karna itu tak heran ia dapat bersekolah di sekolah yang mahal tak terhingga seperti sekolah ini.

“hahaha ! maaf-maaf gw kan sengaja, lebay ah lo…yang penting kan lo masi idup tauk !” Brit membela diri.

“not like that ! nanti kalo suatu saat gw tiba-tiba jantungan karna lo kagetin gimane non” balas Lora asal

“ya mati ! amin kalo lo masuk surga ra !huahahahaha” jawabnya lebih ngasal dan tertawa meledek.

“heh, kebanyakan ketawa pagi-pagi bisa bikin gila bego !hahaha. By the way brit, lo udah tau belom kalo hari ini gw udah mulai di pakein bodyguard baru lagi ?” Raut muka Brit seketika itu juga berubah mendengar pertanyaan Lora.

“wow ! kok cepet banget sih ?!terus terus gimana bodi baru nih ?” tanya Britanny bersemangat sembari berjalan berdampingan.

“gimana apanya ???gak gimana-gimana lah. Nih, lo tau Russ ??twelve graders” jawab Lora tak kalah bersemangat.

“Russ ??yang bokapnya satu perusahaan sama bokap gw itu ?” tanya Britanny makin penasaran.

“uhuh” jawab Lora santai.

“Lora…don’t say that…” Britanny sengaja menghentikan kalimatnya.

“yeah, he’s my new bodyguard. Okay ?” Lora mengiyakan maksud tatapan mata Brit

“damn ! how could he ???wow !dia ganteng honey” ucap Brit yang masih tak bisa menutupi rasa kagetnya karna mendengar pernyataan Lora tadi.

“yeah,he is and hot too !” Lora menggebu-gebu.

“yeah, tapi lo tau Apple gak ra ?”
“Apple ?buah apel ?” jawab Lora polos

“no ! bukan sayang !. Duh, kenapa lo jadi bego amat sih Lora ! it’s Apple !satu kelas sama kita, Biology. Remember ?”

“Apple yang rambutnya brownish black ??yang pendiem itu ?”

“iya-iya, dia !” Brit terlihat lebih bersemangat kali ini, seperti ingin memberi  tahu sesuatu.

“okay, okay, so what’s up with her ?” Lora juga jadi ikut-ikutan penasaran.

“dasar temen gw yang satu ini gaptek ! lo kemane aje non ? seems like everybody knows that to, kalo Russ itu digossipin suka sama Apple, dan its starting to be true !” jawab Britanny berapi-api.
               
“well, belom tentu juga kan ?emang lo tau kalo itu bener darimana ??” tanyaku.
               
“abis tadi gw liat Russ nyamperin Apple di taman belakang gitu, ra. Trus gw liat mereka lagi duduk berduaan , bener-bener kayak orang pacaran gitu lah” jawab Brit.
               
“oh…mungkin emang bener kali. I don’t care either” ujar Lora cuek.
               
o o o

“hoahm” Lora menguap seusai pelajaran terakhirnya berakhir, ngantuk sekali sepertinya.
               
Sambil menunggu Russ menghampirinya, Lora mencuri-curi kesempatan untuk tidur sejenak
               
Baru juga rasanya ia mengedipkan mata, Russ sudah berdiri menunggu Lora merapikan buku-bukunya yang tersebar berantakan di meja. Mau tak mau dengan ogah-ogahan Lora merapikan buku-bukunya yang berantakan di meja.

“lelet banget sih ! gw kan uda bilang gw gak suka nunggu, sini !” ujar Russ kasar, lalu merapikan semua buku-buku Lora yang berantakan di meja.
Tak butuh waktu yang lama bagi Russ untuk membereskan semua buku-buku dan peralatan sekolah Lora yang berserakan.

Dengan cekatan Russ menahan buku-buku majikannya dengan sebelah tangan dan berjalan mengikuti langkah Lora di belakang ke arah loker. Yah, memang begitu peraturan yang telah ditetapkan, selama Russ masih menjadi bodyguard Lora, ia harus selalu bersamanya sebisa mungkin, harus menjadi supir bagi Lora dan melindunginya dari bahaya, tak terkecuali membawakan buku-buku juga tas sekolah Lora.

“Oi ! jalannya lama banget sih !” ucap Lora kesal karna Russ yang berjalan sangat lamban mengikutinya.
 Bahkan saat Lora berbalik Russ masih ketinggalan jauh di belakang, sibuk dengan handphonenya.
Russ yang langsung tersadar segera berlari mendampingi Lora, tapi tetap tidak terlepas dari handphonenya.

“bukan gw yang jalannya kelamaan, tapi lo yang kecepetan ! udah,ayo jalan lagi !” ujar Russ kembali mengikuti Lora dari belakang.

Lora acuh tak acuh mendengar ucapannya, capai bertengkar mulut dengannya.

“oi !” sambut Raka, anggota kepresidenan sekolah yang sudah nongkrong duluan di ruangan OSIS begitu mereka sampai.

“oi !sori ya lama,hehe”  balas Lora tersenyum.

“santai aja, hari ini kan kita gak ada kerjaan apa-apa, gue juga ke sini cuma buat ngabsen doing kok” Raka menyeringai.

“Dasar lo emang !”. Tak sengaja mata Lora tertuju pada sebuah rangkaian bunga berwarna-warni indah yang di letakan di atas mejanya. Itu bagian baiknya tapi bagian buruknya, Raka menyadari apa sedang  Lora lihat.

“ah itu, titipan dari Albert tadi tuh ra buat lo !hahaha” Raka tertawa cekikikan.

Rasanya mendengar nama “Albert” saja Lora langsung bergidik ngeri, bahkan masih terasa hingga ia duduk di kursi kerajaanku.

Albert Hermes Thorn – nama yang tak asing lagi di telinga Lora – ia adalah anak pertama dari sahabat dekat ayahku, Edward Columbus Thorn, dia juga merupakan satu-satunya pewaris tunggal perusahaan Om Edward yang kebetulan adalah sebuah perusahaan supermarket kecil waralaba yang tersebar luas di kawasan Asia Timur. Tapi sayang, ia bodoh. Ia lebih memilih mendekatiku yang sudah jelas menolaknya mentah-mentah daripada mengejar nilai-nilai pelajarannya agar ia bias segera lulus dari sekolah ini dan meneruskan perusahaan megah ayahnya. Tapi memang pada kenyataannya Albert bukanlah seorang yang buruk rupa. Sejujurnya ia tampan dan harum, ia rapi, dan dia tidak bodoh dalam hal apapun alias multitalented. Maka itu tak heran bila Albert menerima beribu-ribu pengakuan – yah,beribu-ribu mungkin agak berlebihan – wanita yang rela mati hanya untuk bisa menjadi pacarnya, hanya untuk bisa menjadi pacarnya saja loh !

Tak lain dengan Russ,ia bisa di bailing 11:12 dengan Albert. Diidolakan oleh para wanita dimanapun ia berada. Hanya saja ia tidak pernah ambil peduli dengan setiap wanita yang mengejar-ngejar dirinya, ia juga bodoh sama seperti Albert, hanya melihat satu wanita. Ia hanya melihat Apple, padahal terlalu banyak wanita yang lebih baik daripada Apple di sekolah ini. Lora contohnya.

“woy !” gebrakan Raka membuat Lora tersentak kaget. “Sadar woi sadar !hahaha”

 “Damn you !kaget gue tauk !” umpat Lora.

“hahaha !lagian bengong sih lo !hahaha” Raka berhenti sejenak,lalu melanjutkan. “minggu ini lo tugas bersih-bersih ruangan kan ya ?” tanyanya santai.

“masa sih ?” Tanya Lora bloon.

“heeh ! kalo gitu gw balik duluan ya beb !happy working !” senyumnya, kemudian sengaja mencium pipi Lora cepat dan meninggalkan Lora sendirian di ruang OSIS.

Lora hanya tersenyum kecut mendapat ciuman Raka.

Jam sudah menunjukan pukul empat saat itu, Lora pun mulai bergegas melakukan jatah tugas bersih-bersihnya minggu ini. Terasanya seperti ada yang kurang di ruangan ini, Lora berpikir sambil terus melamun di atas meja. Russ tidak ada bersamanya sekarang ! hah,entah kemana dirinya tapi ia sukses membuat Lora kerepotan. Lora segera merogoh kantong rok sekolahnya dan mengambil handphone untuk menelepon.

“halo” Jawab Russ galak. Sepertinya dia lupa siapa yang majikan dan siapa yang bawahan.

“dimana lo ?” Tanya Lora tak kalah galak.

“lo dimana ?nanti gw kesana”

“gw lagi di ruang OSIS, dan gue mao sekarang juga lo kesini, got it ?” lalu Lora langsung memutus telepon.

ooo

“apple...” gumam Russ, kecil, mencoba memulai pembicaraan dengan Apple yang duduk manis di sebelahnya, membaca buku.

Apple sepertinya menyadari gumamanya.”kau memanggilku ?”

”uh..yah” nada suara Russ mulai tidak jelas.”uhm..”

Russ terlalu gugup. “Ayolah, kau harus mengucapkannya Russ, HARUS ! hanya satu kalimat,setelah itu akan selesai,tak ada lagi kalimta lain yang harus kau katakan.” Ia bertarung dengan dirinya sendiri.

”ya ?” Apple menunggu sepatah kata terucap dari mulut Russ yang terasa pilu sekarang.

”uh...Apple,aku...”

kata-kata itu seakan tertahan di ujung bibir Russ

”aku...”

I MAKE SOME GOOD GIRLS GO—

Ringtone Cobra starship yang sengaja Russ pasang dengan volume kencang tiba-tiba berbunyi dari dalam kantong celana panjang sekolahnya. Mengagalkan semua rencananya.

Ringtone itu segera terputus begitu Russ mengangkatnya.

“halo” jawab Russ kesal, sementara Apple masih menunggu perkataan Russ dan memandanginya.

”dimana lo ?” balas suara di seberang telepon

Lora yang menghancurkan rencana Russ.

 “lo dimana ?nanti gw kesana”

“gw lagi di ruang OSIS, dan gue mao sekarang juga lo kesini, got it ?”
pembicaraan pun langsung di matikan oleh Lora.

”uh, Apple” ucap Russ setelah selesai menelepon.

“ya ?”

“sepertinya ada urusan yang harus ku selesaikan sebentar, tak apa kan ka—” Ucapan Russ terpotong.

”it’s okay, kamu beresin dulu aja aku gak apa-apa kok di tinggal sendirian” Apple tersenyum.

”bener ?kamu mau nunggu aku sebentar ?”Tanya Russ tidak yakin.

”iya,gak apa-apa kok, kalo sempet aku nunggu kamu kok di sini”

”yaudah,aku pergi dulu ya, if something happens to you just call me, okay ?”

setelah Russ meyakin Apple dan Apple meyakinkan Russ, ia mulai berlari ke tempat Lora berada.

“Ah, mengapa Lora selalu saja mangacau ?! padahal tinggal sedikit lagi aku dapat menyatakan perasaanku kepada Apple. SUCH A BAD DAY .” Russ kemabli mengeluh dalam hatinya.

Tak butuh lama bagi Russ berlari menuju ruang OSIS, ia pun membuka pintu dengan napas yang sedikit ngos-ngosan.

”ada apa lo manggil gue ?”ucap Russ galak begitu memasuki ruangan

hanya ada Lora dan Russ di dalam ruangan ini, terlihat Lora sedang duduk dengan santai di bangku singgasananya. Menunggu Russ sepertinya.

Lora kaget mendapati Russ telah sampai di ruangannya.

”hei !gak bisa ketuk pintu dulu apa lo ?”ucap Lora agak ketus.

”buat apa ?emang ada tulisannya ?” balas Russ ketus.

”buat ngajarin lo sopan santun !ga ada sopan-sopannya lo jadi cowo !” balas Lora tak mau kalah

”dasar lo sok tau”

”oh ya ?terus apa namanya kalo buka pintu ga ngetuk dudlu dan pergi ga bilang-bilang hah ?itu yang lo sebut sopan Russ Chlore yang terhormat ?”

Russ terdiam, tak bisa membalas.

”none of your business” jawab Russ singkat,lalu melanjutkan.“lo manggil gue ke sini cuma buat berantem?”

“hei boy,kalo gue mau berantem, banyak orang yang nantangin gue di luar sana, so gak perlu repot-repot manggil elo, don’t feel so important” Lora berhenti sebentar. “and you have to know ya,hari ini gue lagi males banget karna sikap nyolot lo itu jadi bisa tolong beres-beresin ruangan ini ?sekalian di bersihin juga”

“Cuma buat itu doang ?” Tanya Russ, kaget mendengar jawaban Lora

SHE REALLY RUIN RUSS TODAY

“mau di tambah ?”

“no, thanks” jawab Russ singkat, jelas dan padat.

Tidak ada komentar: